Are Girls Like This When They Become Teenager?
10:27 PM
Dulu saat aku SMA
hingga awal masuk kuliah, aku adalah orang yang (sangat) cuek. Tidak pernah sekalipun
memperhatikan penampilan. Yang dulu aku pikirkan, asal rapi dan tertutup,
cukup. Dulu saat aku ke sekolah/kampus atau keluar rumah, aku hampir tidak
pernah menggunakan make up. Paling
hanya bedak, itupun bedak bayi hahaha. Boro-boro make up, skin care saja
tidak sama sekali, paling hanya facial
wash. Itupun kalau tidak malas.
Aku sedikit malu
menuliskan tentang diriku yang sangat cuek dulu. Jika dibandingkan dengan
sekarang, aku yang dulu sangat jauh berbeda. Sekarang ini, wajah sedikit
berminyak saja, langsung menggunakan face
paper. Untuk berangkat ke kampus, tidak lengkap rasanya jika belum
menggunakan lipstick. Setelah cuci
muka, wajib menggunakan toner. Selalu
ada “ritual” cleanser-facial wash-toner-moisturizer-BB
cream-powder-lipbalm-lipstick sebelum berangkat kuliah. Berhubung semester
lalu dan semester depan aku masuk pagi terus, pukul 7 pagi, otomatis aku harus
bangun lebih pagi untuk melakukan “ritual” di atas.
Mungkin dari beberapa post-ku sebelumnya, kalian bisa menebak
aku seorang K-popers. Sejak aku SMA, aku terbiasa dikelilingi oleh hal-hal yang
berbau K-pop. Semua akun social media-ku
dipenuhi oleh segala sesuatu yang berhubungan dengan K-pop. Sekarang? Ya, aku
masih berkutat dengan dunia K-pop, tapi tidak hanya melulu tentang musik,
drama, atau artisnya. Make-up dan fashion ala Korea Selatan menarik
perhatianku. “ritual” skin care dan make-up kebanyakan aku pelajari dari Youtube yang berkiblat pada trend di Korea Selatan.
Aku seorang anak rantau
yang tinggal di kos-kosan dekat dengan kampusku. Saat awal masuk kuliah, aku
berpikiran uang saku yang aku dapatkan terbagi untuk makan sehari-hari,
keperluan mandi dan cuci-mecuci, serta pakaian. Aku tidak pernah
memperhitungkan budget untuk make-up dan skin care. Berhubung sekarang kebutuhanku sebagai perempuan
bertambah, harus ada budget yang aku korbankan.
Rasanya tidak hanya aku
yang “berubah” menjadi seorang perempuan, teman-teman dekat perempuanku juga.
Saat bertemu (atau melalui chat) hal
yang sering kami bicarakan kadang apa merk
lip-tint/lipstick yang bagus, apa skin
care yang cocok untuk jenis kulit wajah kering/berminyak, bagaimana untuk
menghilangkan komedo, dan seterusnya.
Menjadi perempuan
mungkin terlihat sedikit merepotkan, tapi aku senang menjalaninya. Aku mulai
terbiasa melakukan “ritual” itu setiap pagi walaupun kadang hampir terlampat
masuk kuliah. Dengan melaksanakan segala hal kerepotan saat menjadi seorang
perempuan untuk merawat diri, aku rasa bukan hal yang merugikan karena merawat
diri adalah bagaimana cara kita untuk menghargai diri kita sendiri.
“Beauty is when you can appreciate yourself. When you love yourself, that's
when you're most beautiful.” -Zoe Crafitz-
0 comments