Dulu aku pernah punya pemikiran, “selama kamu melakukan kebaikan ke orang lain, orang lain pasti akan memperlakukanmu dengan baik dan berbicara tentang kebaikanmu”

Tapi sekarang, entah dunia yang makin jahat, atau itu memang sifat dasar manusia yang suka nyinyir, pemikiranku itu hanya pemikiran semata.

Satu prinsip yang aku pegang dari dulu, “kalo gasuka, yaudah. Gausah diliat, gausah dikomentarin.” Unless if you want to give comment, give it on positive way. Tapi sayangnya gak semua orang punya prinsip yang sama. Gak semua orang juga punya respek yang tinggi sama usaha orang. Walaupun di mata sebagian orang usahanya terhitung bagus, dan orang yang bersangkutan udah dengan maksimal ngelakuinnya, pasti ada aja orang yang memandangnya secara negatif.

Sahabatku sering sharing, tentang usahanya pertahanin IPK-nya di kampus, ikut aktif di kegiatan kampus, dan cari pengalaman kerja di luar kampus. Emang sih kadang dia sering ngeluh tapi usahanya buat bagi waktu antara tugas, kerjaan, dan liburan itu luar biasa.

Ada satu hal yang bikin aku kadang suka gemes sama temen-temennya sahabatku ini. Sahabatku ini sering dinyinyirin gara-gara dia selalu rajin ngerjain tugas kuliah demi bisa bagi waktu antara semua kegiatannya. It’s not a crime to be a diligent student right? Apalagi kita sama-sama udah di semester tua. Saatnya mempersiapkan diri buat menghadapi dunia yang sesungguhnya.

Udah jadi rahasia umum emang, ngelihat keburukan orang lebih mudah dari melihat kebaikannya. Someone said, orang yang melakukan seribu kebaikan tapi melakukan satu kesalahan, kesalahan itu yang akan terus diingat.

If you one of tukang-nyinyirin-orang-lain, let’s think together. Apa yang udah dilakukan sama setiap orang adalah hasil terbaik yang bisa mereka lakukan. Biarpun menurut pandangan orang lain bisa jadi itu hal yang paling buruk, tapi bisa jadi orang itu sudah mengorbankan banyak hal untuk mewujudkan hasil terbaiknya.