Randomly, This is What I feel.

1:21 PM



It’s Hard to Press our Ego, Right?

Dalam suatu kerja tim, pasti suatu saat muncul pikiran “aku udah kerja banyak, kamu ngapain aja?”, begitu kata dosenku di salah satu mata kuliah.

Memang tidak bisa di pungkiri, pikiran seperti itu pasti terjadi. Ketika salah seorang anggota tim dengan susah payah berusaha mengerjakan tugas tim itu, sedangan anggota lainnya dengan santai menunda banyak pekerjaan dengan banyak alasan.

Jujur saja, sangat sulit untuk mengatur kata-kata yang tepat untuk menggambarkan isi otakku sekarang. Aku sedang berhadapan dengan kondisi seperti itu dan it’s not that easy to adjust with it. Pernah sahabatku cerita, ia juga pernah mengalami kondisi seperti itu. Aku menyarankannya untuk bicara baik-baik pada anggota timnya yang susah diajak kerja sama itu. She did, tapi tetap saja anggota timnya tidak “peka” untuk meringankan kerja timnya.

Aku merasakannya sekarang. It’s really hard to change people by word. Back then, aku pikir komunikasi mampu menyelesaikan masalah apapun, tapi aku rasa tidak. Apalagi untuk orang yang cukup dekat yang sering kita sebut “teman”. Pasti ada rasa sungkan untuk menyampaikan “tolong dong peka dikit, aku keberatan nih ngerjain semuanya” atau “kok kamu santai banget sih? Deadline kita besok loh”. Aku sudah mencoba untuk menyampaikan protes-ku dengan kata-kata halus, yang sebisa mungkin aku buat agar tidak menyakiti hati, tapi hanya dijawab “iya, aku juga merasa kok.” Then what?

Sudah banyak kata-kata tidak-menyenangkan-hati yang muncul di kepalaku untuk kembali menyampaikan protes ke anggota tim itu, tapi aku pendam. Banyak hal negatif yang bisa muncul dengan melontarkan kata-kata buruk, I believe that. Setiap kali alasan untuk menunda pekerjaan itu muncul dari dia, aku hanya berusaha menahan emosi dan positive thinking. “mungkin emang bener dia lagi gak bisa” itu yang selalu aku pikirkan.

Tapi tolonglah, belajar untuk peka dengan lingkungan. It’s tiring to be a people who always understand others. Memang tidak ada salahnya untuk menjadi orang yang bisa memahami orang lain, tapi apa orang tersebut tidak pantas untuk dipahami juga? Cukup melelahkan menjadi orang yang selalu harus menyesuaikan dengan keadaan orang lain. Tidak bisakah orang lain yang menyesuaikan dengan keadaannya?

Tulisan ini tidak hanya ditujukan untuk orang lain, tapi juga untuk diriku sendiri. Agar aku juga bisa berkaca.

You Might Also Like

0 comments

Contact Form

Name

Email *

Message *

Instagram