The Reason Why I’m Introvert

10:38 PM


“Everything happen for a reason” is the best and favorite quote of my best friend. I belief that too, for the fact that I’m a introvert.

When people ask me why I introvert, I’ll ask them back. Why should I be the extrovert one if I really enjoy my Introvert-life.
Manusia diciptakan berbeda-beda, baik dari fisik hingga pemikirannya. Itulah yang membuat dunia makin berwarna. Pernah sekali aku mencoba merubah diri menjadi orang yang extrovert, but I failed haha. Seperti yang aku tulis di post sebelumnya, aku sangat suka mengamati orang lain (bahkan terkesan aku sedikit aneh). Saat melihat orang extrovert, kadang terikir mudah untuk menjadi seperti mereka. Berada di tengah banyak orang, mengemukakan apa yang ada di pikiran mereka, mudah bergaul dengan banyak orang, dan sebagainya. Tapi setelah sedikit-banyak mencoba “kehidupan orang extrovert”, I think that’s not me haha

Introvert yang aku maksudkan bukan berdiam diri seharian di dalam kamar, tidak mau bertemu dengan siapapun. Bukan. Introvert yang aku maksud (my self I mean) adalah keep everything rather than share to everyone. That’s me. In my opinion, aku adalah orang yang paling jago menyimpan perasaan. Bukan perasaan yang menjurus ke baper ya, but everything. Aku pernah menuliskan keanehan introvertku ini pada tugas akhir mata kuliah prikologi beberapa semester lalu. Ya, aku menjadikan diriku sebagai studi kasus untuk tugasku haha

Setelah aku mengenali diriku sendiri, introvert bukan hal yang aneh, bahkan kadang menyenangkan. Aku memang lebih suka menyendiri, melakukan segala sesuatu yang kadang aku sebut me time, tapi aku juga masih aktif di beberapa organisasi. Aku masih suka berada di tengah orang banyak. Masih mudah menurutku untuk berbicara dengan orang lain.

Apa aku berada diantara tipe extrovert dan introvert? Haha entahlah

As I said before, I really enjoy my introvert life. Aku lebih suka menuliskan apa yang aku rasakan daripada harus berkoar-koar atau cerita sana-sini. Sometimes, if it’s really hard to keep my feeling, I just share to my best friends. Simple. Sering aku dengar “kalo ada apa-apa, certain aja, jangan disimpen sendiri” tapi aku tidak semudah itu cerita hal terkesan butuh kepercayaan lebih. Setelah aku cerita, then what? Hanya penasaran saja?

Being introvert in my way, more interesting than I thought. Dari awal masuk kuliah, hampir setiap hari aku harus pulang sore hingga malam untuk mengurusi segala urusan entah itu organisasi ataupun akademik. Kadang, sejenak menarik diri dari segala rutinitas dan kerumunan orang, melakukan aktifitas favorit sendiri (me time), feels like healing.


Sebenarnya tidak ada yang lebih baik antara menjadi orang dengan tipe introvert maupun extrovert. That’s my conclusion at the end, because life is more better if you mean it.

You Might Also Like

0 comments

Contact Form

Name

Email *

Message *

Instagram